Halaman



EVIL DEAD
2013 / 90 Minutes / Fede Alvarez / US / 2.39:1 / R

Evil Dead adalah sebuah legenda. Film debut sutradara Sam Raimi ini telah mengambil hati ribuan penonton sejak masa perilisannya 32 tahun silam hingga sudah menjadi sebuah keharusan tersendiri untuk menyaksikan ketiga serinya setiap malam Halloween. Jangan lupakan pula sumbangsih besarnya terhadap formula film-film horror sampai saat ini bersama dengan kawan-kawan sejawatnya seperti Nightmare on Elm Street, Friday the 13th, dan Texas Chainsaw Massacre. 




Bahkan saking sacred-nya franchise satu ini, para produser dan petinggi Hollywood tidak pernah ada pikiran untuk melanjutkan atau bahkan nekad me-reboot Evil Dead ini sampai sang penciptanya sendiri buka mulut perihal kelanjutan serial ini. Penantian para fans atas kelanjutan Evil Dead pun berakhir sejak 2 tahun silam, di mana Sam Raimi secara resmi mengumumkan keputusannya untuk me-remake sekaligus me-reboot franchise Evil Dead dari nol daripada melanjutkannya ke seri-4 seperti yang telah beliau janjikan sejak ia masih berkecipung dengan trilogi Spider-Man-nya. 

Seperti kebanyakan film remake, apalagi remake film horror, proyek Evil Dead juga mengumpulkan beribu protes dan bahkan petisi dari para fans-nya agar tidak dilanjutkan sampai tahap pengambilan gambar. Apalagi mereka juga sangat patah hati karena nyawa Evil Dead sendiri, Bruce Campbell, tidak akan kembali memerankan Ash the Man lagi. Sam Raimi sendiri juga memutuskan untuk menyerahkan kursi sutradaranya kepada Fede Alvarez, seorang sineas muda yang tidak pernah membuat film panjang. 

Namun di sisi lain, proyek ini juga mendapat sambutan hangat dari beberapa orang karena apabila keputusan Sam Raimi ini akhirnya berbuah positif, maka masa keabadian Evil Dead akan menjadi semakin panjang sebab kemajuan teknologi perfilman jelas dapat menakut-nakuti generasi muda yang tentunya sudah tidak mempan dengan make-up dan visual effects jadul dalam film trilogi Evil Dead. Hal ini kemudian akan berujung pada bertambahnya jumlah deadites* generasi baru. Jadi, siapakah yang benar?

*) sebutan untuk para fans berat Evil Dead. Deadites sendiri diambil dari nama Demon di film Army of Darkness, seri ke 3 Evil Dead. 



Welcome to Your New Home, Deadites.

Mia (Jane Levy) adalah seorang pecandu narkoba dari keluarga broken home yang dibawa adiknya, David (Shiloh Fernandez), ke sebuah pondok milik ibunya yang berada di tengah Nameless Forest bersama dengan seorang perawat, Olivia (Jessica Lucas); kekasih David, Natalie (Elizabeth Blackmore); dan sahabatnya, Eric (Lou Taylor Pucci). Tujuannya sederhana, menyembuhkan ketergantungan Mia dengan narkoba dan memulai hidupnya kembali di atas lembaran baru. 

Namun, siapa sangka, usaha ini justru berujung malapetaka setelah Eric tanpa sengaja membaca mantra dalam buku misterius dan membebaskan iblis kejam yang telah disegel puluhan tahun yang lalu. 


Bagi penggemar film horror yang belum pernah menyaksikan film Evil Dead, premise-nya mungkin akan terdengar cliche (and ridiculous) di telinga anda dan bisa jadi mendatangkan feel nostalgia dengan film The Cabin in the Woods tahun lalu. Well, saya tidak bisa menertawai anda, tetapi Evil Dead-lah yang memulai segalanya. Dan versi terbarunya ini juga memiliki alur cerita yang kurang lebih sama dengan versi klasiknya, di luar modifikasi dan pengembangan di beberapa titik cerita.

Namun justru di sinilah letak keunggulan film ini. Evil Dead 2013 sama sekali tidak berupaya untuk memperbaiki elemen-elemen yang telah diciptakan oleh nenek moyangnya (you know, seperti membuat ulang scene demi scene ikonik dari versi asli dengan teknologi yang lebih modern). Inilah definisi remake yang sebenarnya. Membuat sesuatu yang berbeda dan fresh, tetapi juga dapat mempertahankan ciri khas dan menghormati versi aslinya tanpa lupa untuk menjauhkan para deadites dari perasaan kecewa. Bahkan trik cinematography demon's eyes yang sangat ikonik itu juga masih ada di sini sembari merekam kehebatan tata produksi dan pencahayaannya yang cantik itu. Ya, para fans akan merasa berada di rumah yang familiar. 


(One of) the Most Terrifying Film You'll Ever Experience?

Membahas film horror seperti ini jelas tidak lengkap apabila tidak membahas kesintingan sisi gore-nya, terlebih tagline dan trailer Evil Dead juga menggunakan gore-nya sebagai jualan utamanya, sampai-sampai tega membuat ekspetasi para penggemar horror mencapai titik tertinggi. Unfortunately, sisi gore film ini meninggalkan sedikit rasa pahit di hati karena nyaris semua scene “ikonik”-nya sudah terangkum rapi dalam trailernya. 

Tetapi di sisi lain, gore yang belum dipublikasikan juga termasuk ekstrim (ingat dengan rating NC-17 yang sempat disandang film ini?), lengkap dengan percikan galonan darah dan kegiatan saling tusuk-menusuk mengoyak anggota tubuh satu sama lain yang tentu akan membuat penggemar film-film sadis yang hardcore sekalipun pun akan tertawa terpingkal-pingkal dan mendapatkan pengalaman menonton yang asyik. 

My favorite scene!

Dari segi teknisnya, Evil Dead juga patut diacungi dua jempol. Film ini nyaris tidak menggunakan efek CGI sama sekali. Tim produksi telah menyadari bahwa salah-satu kekurangan dari film-film horror di zaman modern ini adalah taburan efek CGI di sana-sini yang membuat segalanya terlihat fake. Ambisi mereka untuk menciptakan the most terrifying film you’ll ever experience lantas mendorong mereka untuk go tradisional dalam urusan efek visualnya. Tulang mereka harus dibanting lebih keras lagi memang, tetapi jerih payah tim produksi ini pun membuahkan hasil yang memuaskan pula, di mana mereka telah berhasil menciptakan kengerian yang tepat sasaran langsung ke saraf takut penonton dan menyulap Evil Dead ini menjadi sebuah film horror kelas A yang elegan dengan tingkat kesadisan yang tidak mengada-ngada. 

Ia ingin menampilkan kesadisan dengan cara yang elegan, cantik, kreatif (serius, trik-trik membunuhnya sangat bagus karena mereka punya konsep dan cerita di dalamnya) di mana semua itu mampu ditampilkan secara mengerikan dalam arti yang sebenarnya, tidak sekedar memakai formula “semakin banyak darah, semakin baik” seperti Hostel, Saw, dan juga kebanyakan film-film horror di era 2000an ini. Jadi gampangannya, Fede Alvarez dan tim penulis naskahnya menggunakan pesta darah dalam film ini sebagai sebuah plot device, bukan ajang pembuktian what is the gorriest film of all


Nice to Meet You, New Ash.

Selain elemen gore dan scare-nya yang sangat fun, Evil Dead juga terkenal dengan karakter utamanya, Ash, yang begitu ikonik dan memorable. Well, jujur, di sinilah satu-satunya letak permasalahan utama dari film ini sejak awal penulisan naskah karena jelas, Fede Alvarez, Sam Raimi bahkan para deadites sendiri tidak akan dapat menemukan pengganti Bruce Campbell, karena memang tidak ada yang bisa menggantikannya. Usaha me-replace Bruce Campbell adalah sebuah kesia-siaan yang tidak perlu dilakukan karena beliau sudah menjadi bumbu penyedap dalam franchise Evil Dead, sama seperti Johnny Depp dengan Pirates of the Caribbean, Harrison Ford dengan Indiana Jones dan Robert Downey Jr. dengan Iron Man.

Meski demikian, Shiloh Fernandez dan Jane Levy, pemeran kedua karakter sentral dalam film ini sudah berjuang untuk tampil sebaik mungkin. Penampilan supporting character-nya juga cukup berada di atas rata-rata akting para remaja dalam film horror kebanyakan (terutama Lou Taylor Pucci yang scene stealer abis). Sang penulis naskah juga telah berusaha membuat karakter-karakter yang mereka perankan jauh dari formula-formula cliche. Tidak ada lagi kata-kata “we should split  up.” Tidak ada lagi seks di tengah musibah. Tidak ada lagi adu rendah-rendahan IQ. Semua dibuat natural, dengan karakterisasi yang cukup untuk ukuran sebuah film Horror gore-fest berdurasi 90 menit.




Overall, Evil Dead adalah film horror yang dibuat dengan benar. Alur ceritanya mungkin tidak dieksekusi seajaib The Cabin in the Woods, tetapi film ini tetap berhasil menyelenggarakan gore party yang sangat menegangkan, fun, dan meriah selama 90 menit durasinya. Anda akan dibuat tertawa terpingkal-pingkal dengan sajian dark humornya, melompat dari tempat duduk berkat satu dua jump scenes yang tidak disangka-sangka, dan dibuat terpukau dengan efek visual, tata make-up serta kreatifitas tim di belakang layarnya. Ya, rasa puas dan kagum ini sama persis seperti yang telah dirasakan oleh penonton versi asli Evil Dead 32 tahun silam, di atas kursi yang sama dan di sebuah ruangan gelap yang diselimuti aroma jagung brondong. Groovy!


David, Eric, Mia, Olivia, Natalie, and Demon.”


EVIL DEAD (2013) : A GENUINE SHOCK THERAPY. GROOVY!



EVIL DEAD
2013 / 90 Minutes / Fede Alvarez / US / 2.39:1 / R

Evil Dead adalah sebuah legenda. Film debut sutradara Sam Raimi ini telah mengambil hati ribuan penonton sejak masa perilisannya 32 tahun silam hingga sudah menjadi sebuah keharusan tersendiri untuk menyaksikan ketiga serinya setiap malam Halloween. Jangan lupakan pula sumbangsih besarnya terhadap formula film-film horror sampai saat ini bersama dengan kawan-kawan sejawatnya seperti Nightmare on Elm Street, Friday the 13th, dan Texas Chainsaw Massacre. 




Bahkan saking sacred-nya franchise satu ini, para produser dan petinggi Hollywood tidak pernah ada pikiran untuk melanjutkan atau bahkan nekad me-reboot Evil Dead ini sampai sang penciptanya sendiri buka mulut perihal kelanjutan serial ini. Penantian para fans atas kelanjutan Evil Dead pun berakhir sejak 2 tahun silam, di mana Sam Raimi secara resmi mengumumkan keputusannya untuk me-remake sekaligus me-reboot franchise Evil Dead dari nol daripada melanjutkannya ke seri-4 seperti yang telah beliau janjikan sejak ia masih berkecipung dengan trilogi Spider-Man-nya. 

Seperti kebanyakan film remake, apalagi remake film horror, proyek Evil Dead juga mengumpulkan beribu protes dan bahkan petisi dari para fans-nya agar tidak dilanjutkan sampai tahap pengambilan gambar. Apalagi mereka juga sangat patah hati karena nyawa Evil Dead sendiri, Bruce Campbell, tidak akan kembali memerankan Ash the Man lagi. Sam Raimi sendiri juga memutuskan untuk menyerahkan kursi sutradaranya kepada Fede Alvarez, seorang sineas muda yang tidak pernah membuat film panjang. 

Namun di sisi lain, proyek ini juga mendapat sambutan hangat dari beberapa orang karena apabila keputusan Sam Raimi ini akhirnya berbuah positif, maka masa keabadian Evil Dead akan menjadi semakin panjang sebab kemajuan teknologi perfilman jelas dapat menakut-nakuti generasi muda yang tentunya sudah tidak mempan dengan make-up dan visual effects jadul dalam film trilogi Evil Dead. Hal ini kemudian akan berujung pada bertambahnya jumlah deadites* generasi baru. Jadi, siapakah yang benar?

*) sebutan untuk para fans berat Evil Dead. Deadites sendiri diambil dari nama Demon di film Army of Darkness, seri ke 3 Evil Dead. 



Welcome to Your New Home, Deadites.

Mia (Jane Levy) adalah seorang pecandu narkoba dari keluarga broken home yang dibawa adiknya, David (Shiloh Fernandez), ke sebuah pondok milik ibunya yang berada di tengah Nameless Forest bersama dengan seorang perawat, Olivia (Jessica Lucas); kekasih David, Natalie (Elizabeth Blackmore); dan sahabatnya, Eric (Lou Taylor Pucci). Tujuannya sederhana, menyembuhkan ketergantungan Mia dengan narkoba dan memulai hidupnya kembali di atas lembaran baru. 

Namun, siapa sangka, usaha ini justru berujung malapetaka setelah Eric tanpa sengaja membaca mantra dalam buku misterius dan membebaskan iblis kejam yang telah disegel puluhan tahun yang lalu. 


Bagi penggemar film horror yang belum pernah menyaksikan film Evil Dead, premise-nya mungkin akan terdengar cliche (and ridiculous) di telinga anda dan bisa jadi mendatangkan feel nostalgia dengan film The Cabin in the Woods tahun lalu. Well, saya tidak bisa menertawai anda, tetapi Evil Dead-lah yang memulai segalanya. Dan versi terbarunya ini juga memiliki alur cerita yang kurang lebih sama dengan versi klasiknya, di luar modifikasi dan pengembangan di beberapa titik cerita.

Namun justru di sinilah letak keunggulan film ini. Evil Dead 2013 sama sekali tidak berupaya untuk memperbaiki elemen-elemen yang telah diciptakan oleh nenek moyangnya (you know, seperti membuat ulang scene demi scene ikonik dari versi asli dengan teknologi yang lebih modern). Inilah definisi remake yang sebenarnya. Membuat sesuatu yang berbeda dan fresh, tetapi juga dapat mempertahankan ciri khas dan menghormati versi aslinya tanpa lupa untuk menjauhkan para deadites dari perasaan kecewa. Bahkan trik cinematography demon's eyes yang sangat ikonik itu juga masih ada di sini sembari merekam kehebatan tata produksi dan pencahayaannya yang cantik itu. Ya, para fans akan merasa berada di rumah yang familiar. 


(One of) the Most Terrifying Film You'll Ever Experience?

Membahas film horror seperti ini jelas tidak lengkap apabila tidak membahas kesintingan sisi gore-nya, terlebih tagline dan trailer Evil Dead juga menggunakan gore-nya sebagai jualan utamanya, sampai-sampai tega membuat ekspetasi para penggemar horror mencapai titik tertinggi. Unfortunately, sisi gore film ini meninggalkan sedikit rasa pahit di hati karena nyaris semua scene “ikonik”-nya sudah terangkum rapi dalam trailernya. 

Tetapi di sisi lain, gore yang belum dipublikasikan juga termasuk ekstrim (ingat dengan rating NC-17 yang sempat disandang film ini?), lengkap dengan percikan galonan darah dan kegiatan saling tusuk-menusuk mengoyak anggota tubuh satu sama lain yang tentu akan membuat penggemar film-film sadis yang hardcore sekalipun pun akan tertawa terpingkal-pingkal dan mendapatkan pengalaman menonton yang asyik. 

My favorite scene!

Dari segi teknisnya, Evil Dead juga patut diacungi dua jempol. Film ini nyaris tidak menggunakan efek CGI sama sekali. Tim produksi telah menyadari bahwa salah-satu kekurangan dari film-film horror di zaman modern ini adalah taburan efek CGI di sana-sini yang membuat segalanya terlihat fake. Ambisi mereka untuk menciptakan the most terrifying film you’ll ever experience lantas mendorong mereka untuk go tradisional dalam urusan efek visualnya. Tulang mereka harus dibanting lebih keras lagi memang, tetapi jerih payah tim produksi ini pun membuahkan hasil yang memuaskan pula, di mana mereka telah berhasil menciptakan kengerian yang tepat sasaran langsung ke saraf takut penonton dan menyulap Evil Dead ini menjadi sebuah film horror kelas A yang elegan dengan tingkat kesadisan yang tidak mengada-ngada. 

Ia ingin menampilkan kesadisan dengan cara yang elegan, cantik, kreatif (serius, trik-trik membunuhnya sangat bagus karena mereka punya konsep dan cerita di dalamnya) di mana semua itu mampu ditampilkan secara mengerikan dalam arti yang sebenarnya, tidak sekedar memakai formula “semakin banyak darah, semakin baik” seperti Hostel, Saw, dan juga kebanyakan film-film horror di era 2000an ini. Jadi gampangannya, Fede Alvarez dan tim penulis naskahnya menggunakan pesta darah dalam film ini sebagai sebuah plot device, bukan ajang pembuktian what is the gorriest film of all


Nice to Meet You, New Ash.

Selain elemen gore dan scare-nya yang sangat fun, Evil Dead juga terkenal dengan karakter utamanya, Ash, yang begitu ikonik dan memorable. Well, jujur, di sinilah satu-satunya letak permasalahan utama dari film ini sejak awal penulisan naskah karena jelas, Fede Alvarez, Sam Raimi bahkan para deadites sendiri tidak akan dapat menemukan pengganti Bruce Campbell, karena memang tidak ada yang bisa menggantikannya. Usaha me-replace Bruce Campbell adalah sebuah kesia-siaan yang tidak perlu dilakukan karena beliau sudah menjadi bumbu penyedap dalam franchise Evil Dead, sama seperti Johnny Depp dengan Pirates of the Caribbean, Harrison Ford dengan Indiana Jones dan Robert Downey Jr. dengan Iron Man.

Meski demikian, Shiloh Fernandez dan Jane Levy, pemeran kedua karakter sentral dalam film ini sudah berjuang untuk tampil sebaik mungkin. Penampilan supporting character-nya juga cukup berada di atas rata-rata akting para remaja dalam film horror kebanyakan (terutama Lou Taylor Pucci yang scene stealer abis). Sang penulis naskah juga telah berusaha membuat karakter-karakter yang mereka perankan jauh dari formula-formula cliche. Tidak ada lagi kata-kata “we should split  up.” Tidak ada lagi seks di tengah musibah. Tidak ada lagi adu rendah-rendahan IQ. Semua dibuat natural, dengan karakterisasi yang cukup untuk ukuran sebuah film Horror gore-fest berdurasi 90 menit.




Overall, Evil Dead adalah film horror yang dibuat dengan benar. Alur ceritanya mungkin tidak dieksekusi seajaib The Cabin in the Woods, tetapi film ini tetap berhasil menyelenggarakan gore party yang sangat menegangkan, fun, dan meriah selama 90 menit durasinya. Anda akan dibuat tertawa terpingkal-pingkal dengan sajian dark humornya, melompat dari tempat duduk berkat satu dua jump scenes yang tidak disangka-sangka, dan dibuat terpukau dengan efek visual, tata make-up serta kreatifitas tim di belakang layarnya. Ya, rasa puas dan kagum ini sama persis seperti yang telah dirasakan oleh penonton versi asli Evil Dead 32 tahun silam, di atas kursi yang sama dan di sebuah ruangan gelap yang diselimuti aroma jagung brondong. Groovy!


David, Eric, Mia, Olivia, Natalie, and Demon.”


No comments